Saturday, August 4, 2012

TITIK-TITIK SEBELUM BERAKHIR

Sebelum gua menamatkan penulisan di sini, sebelum wasiat terakhir dinaikkan sebagai post nanti, gua cuma ingin mengambil angin. Oh ya, gua sudah tamat menghabiskan pengajian. Alhamdulillah. 11 tahun dengan uniform dan 5 tahun bergelar pelajar kelas tinggi dan sekarang gua bebas.

Sebelum itu, gua ini konservertif. Jadi, bagi gua jika setakat kawan untuk bertegur sapa, itu tidak memberi apa-apa pengertian dalam hidup gua.

Di sini, gua ingin berterimakasih amat kepada mereka yg gua gelar dari dulu sampai sekarang sebagai sahabat dan brothers, untuk satu-satunya hawa yg pernah membuatkan hati hitam gua berbunga cinta, untuk mereka yg ada bersama, yg pernah ada, masih ada dan mungkin akan tetap ada menerima gua seadanya, terimakasih amat. Benar, gua hidup sampai sekarang atas ihsan lu semua.

Yg dari kerusi kecil sekolah sampai sekarang, terimakasih. Sahabat yg gua ketemu sewaktu diploma, terimakasih. Sahabat yg gua ketemu sewaktu ijazah, terimakasih.

Gua rasa gua bukan gua yg dulu lagi. Maaf. Banyak benda yg paksa gua jadi keras. Tapi, yg tak pernah berubah, sekali lu gua gelar sahabat, selamanya. Dan harap percayalah, semua yg gua buat hanya untuk kalian.

Sudah dekat setahun gua tak punya mood untuk menulis, jadi setakat ini sajalah.

Diaridosa memang asalnya didedikasikan atas nilai hablumminnannas.

MEMENCILKAN DIRI DI SATU WILAYAH ASING

Berdarah belakang si polan ini. Terkeluar belikat si polan ini. Habis merah tanah ini dengan darah. Habis reput semua daya.

Yang ada sekarang hanya dendam. Yang tinggal sekarang hanya dendam. Yang bernyawa sekarang hanya dendam.

Bila dulu si polan itu hidup demi orang lain, mana orang lain itu bila si polan tak mampu untuk hidup? Semuanya kesombongan. Tembolok sendiri, maka biarkan sendiri. Mereka hanya tahu bercakap tentang sakit mereka. Tentang rasa mereka. Lalu si polan dibuang ke satu wilayah asing.

Dulu, si polan akan rasa bersalah bila terjadi apa-apa terhadap kalian walaupun tiada kena dan mengena dengannya. Dulu, si polan cuba sehabis daya untuk berada walaupun nahunya si polan tak pernah diiktiraf hak untuk berada.

Dan sekarang, biar si polan itu tinggal di wilayah itu. Dia sudah bosan dengan dunia kalian.

Maka lahirlah seorang lagi yg hidup untuk diri sendiri.